Jumat, 11 September 2015

☛ Masjid Al Alam Marunda, Situs Perpaduan Empat Budaya.


kemegahanmasjid.blogspot.com © Masjid ini terletak di pesisir pantai utara Jakarta. Berdiri sejak masa kolonial, masjid ini menjadi saksi sejarah perjuangan Fatahillah dalam merebut Batavia.

Rawa-rawa dan pepohonan bakau menjadi pembuka jalan untuk menuju ke sebuah masjid di tepi pantai Marunda ini. Menuju sebuah belokan kecil, jalanan yang tadinya beraspal berganti dengan jalan berbatu berwarna merah bata. Terkadang bau busuk tercium di hidung. Di samping kanan-kirinya tertutupi seng yang sebagian telah berkarat.


Usaha untuk menempuh rintangan kecil itu segera terbayar sesampai di area masjid. Sebuah gapura kecil bertuliskan Masjid Al Alam Marunda seolah menjadi gerbang pembuka masuk ke halaman berpaving blok. Sejuknya hembusan angin pantai menghapus terik di kawasan Jakarta Utara ini. Sesampainya di sana, terlihat taman kecil yang ditumbuhi beberapa tanaman dan dua bangunan berbentuk joglo.

Di taman itu ada sebuah penanda penting. Penanda itu bertuliskan, 'Benda Cagar Budaya'. Sayang tulisan di monumen putih bertinggi sedengkul orang dewasa itu mulai kabur.
Bangunan joglo pertama merupakan masjid. Terletak di sebelah barat. Bangunan berbentuk joglo yang terletak di sebelah timur masjid adalah pendopo. Arsitektur pendopo itu kental memadukan dua unsur budaya Betawi dan Jawa. Ciri khas arsitektur budaya Betawi terlihat pada atap yang menjulai dan ruang terbuka yang dibatasi oleh pagar di tengah-tengahnya.
Adapun arsitektur budaya Jawa terlihat pada penggunaan empat tiang di tengah-tengah pendopo. Dalam budaya Jawa, empat tiang di tengah-tengah itu biasanya disebut sebagai 'soko guru' atau tiang utama penyangga. Di pojok pendopo, tepatnya sebelah timur laut terdapat bedug. Alat ini masih sering dipukul menjelang waktu datangnya azan.

Biasanya akan ditemukan peziarah atau jemaah yang berkunjung beristirahat di pendopo ini. Beberapa di antaranya melepas lelah dengan merebahkan tubuh. Ada yang setengah tersadar dan ada pula yang pulas tertidur.

Hingga akhirnya datanglah Kusnadi. Pria berkumis lebat itu disapa oleh kawannya sesama pengurus masjid.
"Tiga lebih lima belas yak?" tanya seorang pengurus mushola.
"Enggak. Tujuh belas," balas Kusnadi.
Seusai mengambil wudhu, Kusnadi yang sore itu menggunakan peci hitam dan bersarung warna biru tua melihat arloji. Dia kemudian menuju ke bedug. Kemudian dipukullah kentongan dan diikuti tabuhan bedug.
Thok trotok tok tok tok, dug dug!” demikian bunyi yang tercipta dari perpaduan kentongan dan bedug.

Seketika orang-orang yang berada di pendopo itu terbangun. Suara azan pun kemudian mengumandang di udara. Orang-orang itu mengambil wudhu dan menuju ke bangunan utama masjid.

Menjejaki ruangan utama masjid terlihat gaya arsitektur yang unik. Menurut Kusnadi ada setidaknya empat kebudayaan yang melebur dalam arsitektur Masjid Al Alam ini.
"Ada kebudayaan Jawa, Betawi, Tiongkok, dan Arab," jelasnya.
Di bagian dalam bangunan utama Masjid Al Alam Marunda, terdapat empat tiang berwarna putih. Empat tiang itu bertinggi tak lebih dari 3 meter. Tiang itu memiliki corak khas kebudayaan Tiongkok.

Atap di bagian tengah masjid terdiri dari kayu berwarna cokelat. Sisanya, atapnya telah terganti dengan cor semen. Jarak antara lantai dengan atap itu tak lebih dari tiga meter. Terlihat agak sempit memang.

Di bagian tempat kiblat, terdapat dua ruang kecil yang satu berfungsi sebagai tempat imam dan yang lain sebagai mikrab. Seperti halnya masjid dengan corak budaya Jawa, di dalam ruang terdapat mikrab, mimbar berbentuk anak tangga. Di sanalah biasanya khatib duduk dan berdakwah.

Di sekeliling tembok masjid ini terdapat jendela berteralis kayu bergaya Betawi. Jendela ini sangat membantu cahaya matahari masuk dan menjadi penerangan masjid. Tak hanya itu, jendela itu juga terkadang membawa aroma Pantai Marunda ke dalam ruangan masjid.
Memang, masjid itu terletak tidak jauh dari Pantai Marunda. Sebuah obyek wisata yang selalu ramai dikunjungi wisatawan di akhir pekan.
"Di hari libur, halaman masjid jadi tempat parkir orang yang berlibur," katanya.

Mitos Fatahillah.

Menurut penuturan Kusnadi, bangunan Masjid Al Amin ini dibangun di abad ke-16 oleh para penyebar agama Islam di tanah Jawa. Kawasan tempat masjid itu berdiri awalnya merupakan tempat istirahat Pangeran Fatahilah bersama pasukan untuk menyerang Batavia.
"Mereka melakukan kegiatan ronda (meronda). Inilah asal istilah dari Merunda," jelasnya.
Tapi dia tidak tahu tahu persisnya. Konon menurut cerita yang berkembang pembangunan masjid ini hanya semalam saja. Kusnadi punya, penjelasan mengenai hal itu.
"Kakek-nenek kita dulu suka mengatakan, 'sore gue lihat kagak ada, eh pagi-pagi udah ada'. Maksudnya, ya dari kita lahir masjid itu sudah ada," kata dia.
Tetapi, dia pun tidak ingin membenarkannya. "Wallahualam bi showab," tambahnya dengan tersenyum.

Masjid itu, dalam versi sejarah yang lain, sering dikaitkan dengan legenda masyarakat lokal, yaitu Si Pitung. Pasalnya, tak jauh dari Masjid Al Alam Merunda terdapat kawasan wisata Rumah Si Pitung. Ketika ditanyakan mengenai hal itu dia hanya bisa menjawab dengan perkiraan.

"Masjid ini usianya sangat tua. Ya, bisa saja Si Pitung pernah singgah di sini," katanya.
Keunikan sejarah masjid itu tidak hanya berhenti di situ. Di masjid itu ada makam seorang sufi terkenal abad ke-18 bernama Kyai Haji Jamian Abdullah. Menurut cerita yang didapat Kusnadi dari pendahulunya, Kyai Jamian adalah salah satu korban selamat tsunami akibat letusan Gunung Krakatau.
"Kata kakek-nenek saya dahulu, beliau mengajak warga dan berdoa memohon keselamatan," ucapnya.

Sayang, sosok Kyai Jamian itu tak ada lagi. Kini warga dan jemaah yang hadir di masjid itu kian menyusut. Hanya waktu-waktu tertentu jemaah membudlak. Kusnadi dengan wajah sedih, khawatir terhadap masa depan masjid dan penerusnya.

Meski sejarah latar belakang masjid begitu kuat Kusnadi menyimpan kekhawatiran. Pasalnya dia merasa ada kemunduran warga sekitar dalam beribadah. Terlebih anak mudanya.

Ya Allah... semoga yang membaca artikel ini :
¤ Muliakanlah orangnya
¤ Yang belum menemukan jodoh semoga lekas dipertemukan
¤ Yang belum mendapatkan keturunan semoga cepat mendapatkannya
¤ Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah
¤ Entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
¤ Bahagiakanlah keluarganya
¤ Luaskan rezekinya seluas lautan
¤ Mudahkan segala urusannya
¤ Kabulkan cita-citanya
¤ Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji
¤ Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar.
Aamiin ya Rabbal'alamin



Salam sayang buat istri tercinta :
"Siti Nurjanah"


Diberdayakan oleh Blogger.

© Label Posting :

© 9 Fakta Unik Masjid Nabawi © Al-Masjid al-Nabawi Madinah © Arab Saudi © Azan Dari Dalam Perut Bumi © Beijing © Bekasi © Belgia © Bengkulu © Chechnya © China © Cina © Dinasti Qajar © Favorit Artis © Havana © Idul Adha © Ilmuwan Yahudi © Inggris © Iran © Istanbul © Jeddah © Jejak Islam di Belgia © Jejak Islam di Taiwan © Jepang © Kabupaten Trenggalek © Kisah Masjid Air Tiris © Kisah Masjid Hunto © Kuba © Kuba Izinkan Pembangunan Masjid Pertama di Havana © Kudus © Laut Merah © Maluku © Maroko © Masjid © Masjid © Italia © Masjid Adz-Dzikra Bogor © Masjid Agung © Masjid Agung Baiturrahman Kabupaten Trenggalek © Masjid Agung Banten © Masjid Agung Brussels © Masjid AGung Cirebon © Masjid Agung Sumenep © Masjid Al Alam Marunda © Masjid Al Azham Tangerang © Masjid Al Bina Senayan © Masjid Al Khidr Iran © Masjid Al Makmur © Masjid Al Makmur Cikini © Masjid Al Mashun Kesultanan Deli © Masjid Al Mujahidin © Masjid Al Mujahidin Bekasi Basis Perjuangan © Masjid An-Nur © Masjid Andalusia Sentul Bogor © Masjid Aneh © Masjid Ar-Rahman © Masjid Ar-Rahman Terapung di Laut Merah © Masjid Assalam Citereup Bogor © Masjid Aymani Kadyrova © Masjid Baitul Faizin Cibinong © Masjid Baitul Makmur Tanjunguban © Masjid Bernama Indonesia di Maroko © Masjid Bersejarah Bangladesh © Masjid Besar Kauman Semarang © Masjid Bir Ali © Masjid Cheng Ho © Masjid di Istanbul © Masjid Hassan II Maroko © Masjid Hidayatullah di Antara Pencakar Langit © Masjid Hijau di Turki © Masjid Indonesia © Masjid Jami Bengkulu © Masjid Jumat © Masjid Katedral © Masjid Katedral Moskow © Masjid Katedral Moskow Dibuka Saat Idul Adha © Masjid Larabanga Ghana © Masjid Lautze © Masjid Menara Kudus © Masjid Misericordia Italia © Masjid Muslim Pancasila © Masjid Nabawi © Masjid Nasir al-Mulk © Masjid Niujie © Masjid Nurbuat Perpaduan Etnik © Masjid Qiblatain © Masjid Quba di Madinah © Masjid Raya Bandung © Masjid Sabillal Muhtadin Banjarmasin © Masjid Sentral Cologne © Masjid Tegalsari Ponorogo © Masjid Terapung Arkam Babu Rahman © Masjid Tertua di Inggris Dibangun Ilmuwan Yahudi © Masjid Tua di Cina © Moskow © Pekanbaru © Ponorogo © Pyongyang Mosque di Korut © Raudhah © Riau © Rumah Sakit Inggris © Rumah Sakit Inggris Disulap Jadi Masjid © Sagu © Salat Beralas Bumi Beratap Langit © Samarra Masjid Cantik © Sayyid Fadhal Ali Murtazha © Sejarah Masjid 'Soekarno' di Rusia © Seoul Central Mosque © Sumenep © Sunan Ngudung © Taipei © Taipei Grand Mosque © Tanah Abang © Tokyo © Tokyo Camii Masjid Tertua di Jepang © Turki © Uniknya Masjid Xi'an ©Argun City Babilonia Irak Masjid Jami' Baabul Munawwar

Latest Tweets

 
;